Rasa hati Erwin tak menentu, cepat-cepat ia taruh sendok dan garpu yang tengah ia pegang, karena ia tak mau wanita didepannya mengetahui bahwa dirinya mulai bergetar. matanya tak sanggup lagi fokus, rasanya ingin sekali ia bergegas lari dari restoran itu, sembunyi dibalik selimutnya sembari berkata pada dirinya sendiri "gawat-gawat-gawat..apa yang kamu lakukan winn??" tapi jelas itu tak bisa dilakukannya. sekarang semua telah terlanjur terlempar, tak bisa ia tarik kembali kalimat-kalimat yang telah lisannya tuturkan..secara sadar sepenuhnya, walau ia tetap takjub dengan keberaniannya menyatakan hal tersebut. hal yang telah lama ia pendam dalam hati....
--Senja hari di cerahnya kota metropolitan berhiaskan lampu-lampu tinggi menara pencakar langit yang mulai dinyalakan. Erwin yang baru saja...