Sunday, 23 January 2011

Kisah Amplop Dinas

sebuah amplop dinas, diciptakan secara massal dari sebuah pabrik kertas. dengan warna coklat bergaris-garis biru-merah disepanjang tepiannya. didesain secara khusus agar bisa memuat kertas berukuran A4 hingga folio. di bagian sealnya juga dilengkapi dengan tali pengikat dengan tujuan mengamankan apapun dokumen yang ada didalamnya. karena biasanya dokumen yang dilengkapi didalamnya merupakan dokumen penting.

sebuah amplop dinas tak dapat memilih kemana dirinya akan dibawa untuk didistribusikan pasca produksi massal di pabrik. ia juga tak bisa menentukan sendiri dokumen apa yang hendak dia sampaikan dan seberapa panjang perjalanan yang akan ia tempuh sebelum berakhir ditempat pembuangan sampah kertas ataupun digiling dalam mesin pencacah kertas.

mungkin ia akan beruntung, karena ia bisa berkeliling dunia. dikirim dari Indonesia, dikumpulkan di Singapura untuk dikirim ke London, Paris ataupun Leipzig, dan kemudian akan didistribusikan sesuai tujuan ke Bremen, Eindhoven, Stockholm atau Madrid. sambil membawa pesan rindu keluarga, aplikasi, ataupun surat perjalanan.



sebaliknya, tak seberuntung kawannya yang bisa keliling dunia, ia bisa saja berakhir di tepat di sebelah ruangan produksi. karena baru saja setelah ia "dilahirkan" dirinya langsung didaulat membungkus dokumen-dokumen gaji milik pabrik kertas itu sendiri.

tapi nasib kedua amplop dinas tadi tak setragis nasib amplop dinas ini. amplop ini adalah amplop yang "dilahirkan"ditengah masa-masa krisis ekonomi. ketika pabrik kertas mengalami kerugian besar dan terpaksa untuk me-PHK sebagian pekerjanya. amplop dinas ini dipaksa untuk mengemas surat PHK tersebut, dan sialnya lagi, setelah ia selesai memenuhi tugasnya, ia pun tak dibiarkan utuh, dia habis disobek-sobek oleh sang penerima yang begitu bersedih atas pemecatan yang diterima.

kedua amplop pertama memang jauh lebih beruntung, terlepas dengan pengalaman mereka yang berbeda, namun keberadaan mereka masih memimbulkan kesan baik pagi penggunanya. yang mungkin saja akan selalu disimpan oleh sang penerima, menjadi bagian dari memori indah hidup mereka. tapi nasib  membawa amplop ketiga kedalam situasi yang tak mengenakkan, dan berakhir dengan kesan yang kurang baik. sayangnya ia tak bisa memilih.

begitupun kita, kita diciptakan dengan tugas yang sama, dan dalam keadaan yang relatif sama. layaknya amplop tadi yang diproduksi massal dalam pabrik yang sama. nasib dan takdir membawa masing-masing kita menjalani ceritanya tersendiri. namun, kita masih memiliki kesempatan untuk memilih. memilih untuk menjadi amplop yg memberikan kabar baik, atau kabar buruk. memilih untuk menjelajah atau biar diam ditempat. kita dapat memilih kemana arah perjalanan kita dan mau dikenang seperti apakah kita nanti ketika raga kita sudah hancur tergiling masa.

berusahalah untuk menjadi amplop pembawa kabar bahagia, berkeinginanlah untuk merasakan indahnya menjadi amplop yang dapat melihat dunia dan singgah di bermacam tempat dalam tugasnya. berakhirlah sebagai amplop  yang kehadirannya selalu menyenangkan untuk dikenang.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons