Latest day, the sun seems shine brighter than before for him..everybody seems always smile and kind in front of him, the world just become more friendly than before.although the world still being ordinary, no changes.
Beberapa hari terakhir ini Randi merasa begitu berbahagia . bagaimana tidak? satu langkah besar untuk mencapai cita-citanya telah terlewati. keinginan besarnya untuk mencari ilmu terbaik di luar negeri telah terkabulkan, ia diterima secara resmi oleh universitas ternama di Eropa dijurusan favoritnya plus beasiswa penuh sepanjang studinya.
Kontan, beberapa bulan terakhir ia disibukkan dengan berbagai kegiatan urus mengurus segala prosedur keberangkatan. walau harus kesana kemari mengurus visa, beli perlengkapan keberangkatan, kontak pihak perwakilan kampus, mengurus akomodasi dan booking tiket, tapi ia menikmati segala prosesnya dengan suka cita dan hati penuh bahagia.
tapi,selain kebahagaiaan atas pencapaiannya itu, sebagai pemuda biasa Randi menyadari ada hal lain yang memang membuat hatinya lebih bahagia. Adalah Nisa, teman wanitanya yang anggun, perhatian dan membuat Randi begitu merasa nyaman, tentram, ringan dan bahagia. karena itu disela-sela kesibukkannya mempersiapkan berbagai urusan kepergiannya sekolah ia selalu menyempatkan untuk bertemu Nisa baik hanya di kampus atau janjian jalan ramai-ramai bersama teman lainnya.
Hubungan mereka memang dekat, walau tidak ada jalinan ikatan yang jelas antar keduanya tetapi keduanya memang terlihat nampak cocok dan serasi. dan seiring berjalannya waktu, merekapun tak menyangkal bahwa diantara diri mereka masing-masing memiliki ketertarikan dan kecocokan yang sama.
Randi begitu menyadari bahwa kehadiran Nisa begitu memberikan warna yang indah dalam hidupnya dan rasanya begitu enggan baginya untuk menyudahi kedekatan ini begitu saja. tapi, dirinya pun belum berani jika hendak meneruskannya dalam ikatan resmi. sesaat Randi merasakan kebimbangan dalam hatinya, antara bahagia untuk cita-cita mengejar ilmu dengan kehidupan pribadinya.
Randi sadar bahwa dalam permasalahan ini ia tak boleh egois. "membina hubungan dengan seorang wanita bukanlah layangan yang layak untuk diikat yang ditarik dan diulur sesukanya", hatinya berucap. ia begitu menyadari bahwa jika ia belum sanggup untuk berkomitmen maka ia tak sanggup menuntut apapun dari sang wanita. pahit-pahitnya, jikalau sang wanita menemukan pria lain disaat nanti, walau pasti akan teramat menyedihkan, ia harus menerimanya.
--
Dan disinilah, di sebuah cafe kecil yang cantik. hari ini Randi membuat janji untuk bertemu dengan Nisa. cafe ini adalah tempat favorit keduanya, Randipun sengaja untuk mengajak Nisa bertemu ditempat ini karena ia tahu persis bahwa Nisa begitu suka minuman coklat hangat beraroma mint khas yang hanya ditemukan di cafe tersebut. sambil menunggu kedatangan Nisa, Randi menyibukkan diri dalam bacaan novel sambil meneguk kopi hangat pesanannya.
"Halo, Assalamualaikum!", Randi tersadar dari imajinasi novel yang ia baca. ternyata Nisa telah duduk tepat di kursi hadapannya. Nisa, seperti biasanya mengenakan pakaian serasi dengan jilbab warna oranye cerah begitu memancarkan kepribadiaannya yang cheerfull . "aku sudah pesankan coklat mint hangat kesukaan mu tuh", ujar Randi. "wah makasih, kok tau sih aku suka banget ama suasana kafe ini dan coklat mint hangatnya?" Nisa berkata sambil tersenyum manis. "ya dong, masa gitu doang aku gak tau...hehehe" randi melanjutkan.
singkatnya, setelah beberapa menit mereka mengobrol kesana kemari, tertawa karena satu dan lain hal, Randipun memulai pembicaraan yang agak serius.
"Nis, aku kan mau pergi kurang dari sebulan lagi. masa studiku akan dimulai tengah bulan depan dan kamu pun tau kira-kira aku akan menghabiskan dua tahun disana, dan aku ingin kita bicara agak serius tentang hubungan antara kita sekarang.".
"ya..", jawab Nisa singkat.
"selama kita berkawan, secara jujur aku merasa begitu cocok dengan kamu, dan aku juga menikmati kebersamaan kita. sungguh aku ingin kita membina hubungan yang srius dengan mu." Randi berkata dengan paras muka agak memerah walau nada bicaranya masih terdengar tegas.
"ya..begitu juga aku ndi", jawab Nisa menjawab malu.
"Tapi,.." ,Randi menghela nafas, " keberangkatan ku sekolah tidak mungkin ditunda, dan keinginanku untuk melanjutkan studi disana adalah benar-benar cita-cita dan kebutuhan untuk karir masa depanku." sejenak mereka berdua terdiam. "Sungguh, aku begitu berat memutuskan ini.namun setelah aku mempertimbangkannya masak-masak dan demi kebaikan kita berdua aku memutuskan untuk tidak mengikatmu dulu hingga saat aku siap meminangmu Nis, demi menghindari adanya rasa sakit menyakiti atau rasa rindu dan sayang yang bukan pada tempatnya. aku amat yakin jika kita berjodoh pasti akan dipertemukanNya, walau berat namun keyakinanku itu menguatkanku untuk melangkah pada keputusan berat tersebut, Insyaallah."
beberapa saat Nisa terdiam, berusaha mencerna baik-baik kata demi kata yang diucapkan Randi. awalnya Nisa agak bingung dan gundah dengan perasaannya, namun setelah ia menyadari maksud baik Randi terhadapnya, sejenak ia pun tersenyum dan menjawab."ya, ndi. aku mengerti apa yang kamu putuskan dan aku menerimanya." sambil menahan rasa haru.
diperjalanan pulang, mereka berdua lebih banyak terdiam. sesampainya dirumah, Nisa memuaskan tangis harunya, ia menyadari bahwa dirinya telah dipertemukan dengan sosok pemuda yang begitu kuat dan dewasa, mampu menghormatinya dengan layak, menghargai perasaannya dan memperlakukannya sebagai wanita seutuhnya dengan amat baik. ditengah kebanyakan pria lebih mengutamakan egonya untuk mengikat seorang wanita ditengah ketidak jelasan hubungan yang berbalut janji-janji semu yang sulit diharapkan, ia dipertemukan dengan Randi yang begitu tegas dan logis menyikapi hubungan antar mereka. iapun merasa bersyukur, amat bersyukur.
sejenak sebelum Nisa pergi tidur, Nisa sempat mengirimkan pesan singkat pada Randi, "Thx untuk semua keputusan baikmu Ndi, aku sangat mengerti dan bahagia menerima keputusan baikmu itu, semangat sekolahnya! aku selalu mendoakanmu."
Tuesday, 1 March 2011
good love..
22:48
Narendra Kurnia
2 comments
2 comments:
Hmmm, nice story :)
thanks... for inspire us... Let's do the best... and let God do the rest...
Post a Comment