Monday 6 December 2010

It's (always) about Love

"Wah gw diambangin uy.."

Surprise answer dari seorang kawan waktu aku iseng-iseng menanyakan soal perkembangan kabarnya setelah lama kami tak bertemu. hmmmm...it's all about love and relationship that always be the most hot topic dari semua topik yang sering kami bicarakan. mengapa aku sedikit kaget mendengar jawaban itu? karena kawanku ini bukanlah tergolong anak muda kebanyakan,  siapakah dia? dia hanya salah satu kawan dekatku yang biasa saja, seperti banyak kawan-kawanku, seorang pemuda yang baru saja lulus dari pendidikan S1nya dengan indeks prestasi baik, berlatarbelakang sosio-ekonomi berkecukupan, berpenampilan baik dan cukup menarik, tapi ia memiliki keunikannya tersendiri.

mungkin jika aku mendengar kalimat tadi dari seorang kawan lainnya yang memang terbiasa dengan gaya hidup kebanyakan, ya gak aneh sih...wajar-wajar lha, setelah sekian kali nembak n tp-tp sana-sini diambangin sekali dua kali. tapi, karena perkataan ini diucapkan seorang kawan yang memang memiliki track record yang begitu berbeda n gak pernah aku sekalipun mendengar hal yang sama dari dirinya sebelumnya, tentu saja aku merasa kaget. dan rasa kaget itu tak akan habis sebelum aku mengetahui cerita lengkap dan latar belakang kisahnya...

"lho? kenapa? emg luw ngapain n tau dari mana?". pertanyaan sedikit menyecar sekaligus efektif untuk menginvestigasi persoalan macam ini.

"yah gitu, beberapa waktu lalu gw pernah ketemu ama dia, ya luw tau lha syapa yang sedari dulu gw suka, n gw juga sempet kirim e-mail yang isinya pernyataan perasaan gw ke dia secara langsung..n ga berapa lama dari waktu aku kirim e-mail, dia ngajak ketemuan..". tuturnya secara runut.

"hmmm..terus terus?". rasa penasaran ku menjadi.

"ya gitu, kita ketemu, tapi dia gak bilang apa-apa. dia cuma bilang dia agak heran dengan kiriman e-mailku itu n dia bilang klo dia blum siap untuk memulai semuanya". dia menjelaskan.

"lho, emang luw bilang apaan? kok reaksinya segitunya? luw ajak nikah?". tanyaku.

"ya gitu...gw bilang, gw suka ama dia, n gw srius dengan perasaan gw itu. gw juga bilang jika gw sebentar lagi dapat pekerjaan tetap, gw siap untuk berumah tangga. n gw juga sebelumnya nanya juga tentang apakah dia udh punya calon lain apa belum, dan dia bilang belum ada..".dia menjelaskan dengan mimik wajah polos.

persoalan seperti ini memang akan lebih rumit jika terjadi pada tipe orang seperti kawanku ini. bagi tipikal orang macam kawanku yang satu ini, persoalan cinta-cintaan gak bisa selse dengan asal suka sama lain, n saling nyatain, jadian dan soal kedepannya gimana nanti gitu aja. bagi dia, urusan seperti ini adalah persoalan serius yang gak bisa dianggap main-main sekadar coba-coba aja.

"ya..klo menurut gw sih, kejujuran n cara luw menyampaikan itu gak ada salah sih. tapi gw rasa sih kurang tepat aja waktunya. dia kan belum lulus dari kuliahnya so pasti dia g akan semudah itu memutuskan. dia pasti mikir soal pendidikannya dulu dibanding soal beginian." jawabku agak sok tau menyikapi persoalannya .

"ya..gw juga udh sadar soal itu..tp yang masing ganjel tuh, sekarang gw harus gimana. dia gak bilang secara tegas klo dia gak mau nerima. ya gak enak aja". tuturnya kebingungan."ya gw ngerasa diambangin lha, n klo dia bener gak mau ama gw ya bilang aja, so gw kan bisa nyari calon lainnya".

"eh..emang sgitunya luw mau nikah, masih muda gini?" tanyaku heran dengan kemantapan hatinya.

"ya..gw sih udh siap-siap aja, lagian dr keluarga juga ga ada masalah. klo gw udh lewat proses-proses pekerjaan yang gw jalani sekarang dan dapet kerjaan tetap gw rasanya waktunya udh deket". jawabnya mantap.

sepintas mungkin perkataannya ini terlalu naif untuk dikatakan seorang pemuda diawal umur duapuluhnya. tetapi secara jujur aku kagum dengan kemantapan hatinya ini. niat menikah adalah niat mulia, dan aku jauh lebih menghargai seorang pemuda yang berani berkomitmen secara utuh seperti ini dibanding yang hanya bisa memberikan pseudo-komitmen bagi pasangannya.

"yup..ok..ok..nampaknya sih udh cukup jelas ya..ini hanya soal waktu aja. memang terlalu cepet untuk memulainya sekarang. ya klo luw mau tenang, mau gak mau luw harus nyelesaiin urusan ini." aku coba mencari jalan keluar.

"ya..gw tau, tp gimana? sekarang dia gak pernah mau angkat telpon n klo di sms juga gak pernah bales..hpnya aja dimatiin pas pernah gw ajak ketemu beberapa waktu lalu". dia makin bingung.

"oh ya? mungkin kamu kirim aja surat or pesan buat dia yang bisa dibuka kapan aja, trus sms-in klo kmu udh kirim pesan..pasti minimal dia penasaran untuk baca kan?".

"trus? apa yang harus gw bilang?".

"hmmmmm...bilang aja luw sadar klo luw mengajukan pertanyaan itu terlalu dini. n luw menerima bahwa dia belum siap menjawab ajakan luw itu. bilang juga klo luw berniat menyelesaikan persoalan itu dan mengembalikan hubungan persahabatan kalian seperti sebelumnya". aku berusaha keras mencari solusi terbaik. "dan jangan lupa luw menutup dengan baik bahwa luw yakin kedepannya masing-masing dari kalian bakal dapet jodoh yang terbaik; jika luw emang berjodoh dengan dia pasti Allah akan mempertemukan kalian kembali dengan caraNya di waktu dan kondisi yang tepat, tapi klo ternyata bukan jodoh pasti akan ada orang yang jauh lebih baik menjadi pasangan kalian masing-masing".

"hmmm..bisa juga..ntar gw pikirkan dulu." jawabnya singkat dengan nada datar.

"ya..tenang aja lah..toh luw masih muda, g ush cepet-cepet juga gpp".

"ya sih..tp gw suka takut aja keduluan ama orang lain..". tuturnya sambil tersenyum kecil.

"ehh..jangan gitu, kita harus yakin bahwa jodoh sudah ditentukan. n gak akan kehabisan..insyaallah..emangnya barang obral yang telat sedikit keabisan?".

"hehehe..iya juga ya". dia tersenyum.

----
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah". 

(Adz Dzaariyaat : 49)

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons